Ada seorang wanita sebut saja Rina yang terhimpit masalah yang sangat berat, dia adalah ibu rumah tangga yang setiap hari disibukkan dengan urusan rumah tangganya, memasak untuk anak dan suami, bersih-bersih rumah, memandikan anak, memberi makan anak, dan mempunyai sampingan jual nasi pecel kecil-kecilan disekitar tempat tinggalnya, intihnya dia ini wanita yang sangat sibuklah. Sedangkan sang suami bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan swasta. Kurang lebih lima belas tahun berumah tangga mereka dikaruniai 4 orang anak, anak yang pertama sudah kelas 3 SMP, anak yang kedua kelas 5 SD dan yang dua lainnya masih kecil. Dalam membina rumah tangganya Rina mengalami cobaan yang bertubi-tubi mulai dari soal ekonomi hingga masalah suami dan anak-anaknya. Gaji suaminya yang minim membuat Rina harus montang manting membantu bekerja untuk menyuplai dana buat kebutuhan keluarga. Disamping itu Rina juga mempunyai beban batin yang amat dalam karena sudah ekonomi yang serba sulit ditambah lagi suaminya harus serong sama perempuan lain. Wah, makin bertambah lagi cobaan bagi rumah tangganya Rina. Namun Rina tetap tabah menghadapinya meskipun sudah berulang kali mengingatkan suaminya tapi tidak ada hasilnya. Rupanya kian hari cobaan Rina tidaklah surut malah makin bertambah, dengan musibah yang menimpa anaknya. Petang hari ketika pulang dari sekolah anaknya yang baru kelas 3 SMP mengaku telah diperkosa orang yang tak dikenalnya hingga akhirnya harus hamil. Bagi Rina, andai bunuh diri itu bukan perbuatan yang dilarang, tentu dia sudah membunuh dirinya agar terhindar dari masalah yang kian berat menimpa keluarganya.
Namun
tidaklah seperti itu yang dilakukan oleh Rina. Dia tetap berusaha sabar karena
dia yakin bahwa segala sesuatu datangnya dari Allah SWT, cobaan yang dialaminya
dianggap sebagai cobaan bagi ketaatan dirinya pada sang maha kuasa, bukan
dianggapnya sebagai hukuman Allah bagi dirinya. Menghadapi kesulitan yang
begitu berat dalam rumah tangganya, ditambah lagi suaminya yang selingkuh dengan
orang lain, Rina memutuskan untuk menuntut cerai dan cerai pun harus terjadi.
Ditengah kesendiriannya mengurusi anak-anaknya tanpa suami, Rina harus jungkir
balik menafkahi kebutuhan anak-anaknya yang dibantu oleh anaknya yang harus
putus sekolah karena hamil. Rina tetap yakin semua ini terjadi atas kehendak
Allah SWT. Pasti akan ada hikmah atas semua ini, ia tidak menyerah terhadap
takdir, karena dia faham bahwa takdir seseorang tiada yang tahu, mungkin hari
ini Allah SWT mentakdirkan diri dan anak-anaknya harus menanggung beban hidup
yang amat berat, namun kehidupan belum berhenti, dan manusia tidak tahu takdir
apa yang akan diterimanya kedepan nanti, maka Rina bangkit untuk terus
berusaha, ada Allah SWT bersamaku, Ada Allah yang membantuku, Ada Allah yang
mencukupiku, dengan ucapan bismillah Rina bangkit melawan kesulitan
hidupnya. Dia yakin bahwa kesulitan yang ia hadapi adalah kehendak Allah dan
Allah SWT tahu bahwa itu semua masih dalam ukuran kesanggupan hamba-Nya.
Sebagaimana firmannya:
“ ....Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan “.(Q.S. At
Thalaq: 7)
“ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah
Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S. Al-Baqarah:286)
Kata-kata bijak mengatakan:
“ Seberapapun jauh
anda gagal tidaklah bermasalah, tetapi yang penting seberapa sering anda
bangkit untuk mencobanya bangkit kembali ”.
Dari
selembar kertas koran yang Rina gunakan sebagai pembungkus nasi pecel
dagangannya tertulis kata-kata bijak yang membangun motivasi bagi dirinya, Rina
semakin termotivasi, ia yakin dirinya masih ada peluang untuk bangkit kembali,
ia semakin giat berusaha, puasa senin-kamis dilaksanakannya, tengah malam
bangun untuk tahajud dan bersimpuh pada Dzat penguasa jagat, ia memohon
pertolongan dan jalan keluar dari permasalahannya, habis tahajud ia langsung
mempersiapkan dagangannya sambil menunggu waktu shubuh tiba. Alhamdulillah
jualan nasi pecelnya lancar dan ia pun tak lupa menyempatkan waktunya untuk
sholat dhuha, ia gemar sholat dhuha karena dhuha tempatnya dia mengadu terhadap
Rabbnya atas segala persoalan hidupnya.
Waktu
kian berlalu, akhirnya do’a Rina dikabulkan oleh Allah SWT. Karena anaknya yang
menjadi korban pemerkosaan ditolong oleh seorang ustadz, untuk menutupi aib
anaknya, ustadz tadi dengan ihlas apa adanya untuk menikahinya. Bukan main rasa
syukur Rina atas semua ini, Rina yakin ini adalah jawaban dari Allah SWT atas
do’a-do’a yang ia panjatkan pada-Nya. Kehidupan Rina dan anak-anaknya
Alhamdulillah berangsur-angsur membaik, berawal dari jualan nasi pecel
kecil-kecilan disamping emperan rumahnya, kini Rina sudah bisa membuka Depot
sederhana yang memiliki omzet penjualan yang lumayan menjanjikan, hingga Rina
beserta anak dan menantunya bisa memenuhi panggilan Rabbnya untuk melakukan
ibadah umrah bersama.
Subhanallah,
beginilah kisah orang yang kuat, ulet, sabar dalam berusaha, tiada lupa ia
berdo’a dan mengharapkan pertolongan Rabbnya, wal hasil Allah SWT membukakan
jalan keluar yang tak pernah ia sangka-sangka pada akhirnya.