Jumat, 07 Maret 2014
Ikhtiar mencari cinta
Ketika diajukan pertanyaan, adakah diantara anak muda yang tak ingin bercinta? Saya yakin kita sepakat bahwa 99% anak muda menjalin hubungan cinta. Karena cinta itu laksana ruhnya jiwa yang menyebar keseluruh asupan darah dalam tubuh manusia yang memproduksi spirit dan gairah bagi manusia, sehingga dengan spirit dan energi kekuatan cinta, mereka yang lemah akan bangkit menjadi perkasa. Mereka yang sedih menjadi gembira. Mereka yang tua berlagak muda, pun dengan cinta, dunia yang penat dan bising terasa indah. Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Cinta adalah anugerah super istimewa dari yang kuasa yang ditambatkan dihati hamba-hamba-Nya.
Sobat muda, didunia ini banyak orang sukses karena dirinya bercinta, sehingga dengan cinta itu, ia menjadi semangat dan termotivasi tinggi untuk menggapai cita-cita yang diimpikannya. Tetapi juga tidak sedikit orang yang merana karena cinta, putus asa karena cinta, hidupnya hancur berantakan juga karena cinta. Menanggapi kenyataan seperti itu, maka kita harus berhati-hati dengan cinta. Ya, cinta memang indah, akan semakin indah bila cinta kita taburkan dihati kekasih yang beriman dan bertaqwa. Ya, cinta memang fitrah, akan semakin suci bila cinta itu kita tanamkan pada kekasih hati yang memiliki sifat terpuji. Tetapi awas, waspadalah bahwa cinta juga bisa berbuah duri bila mana cinta ditanamkan pada hati orang-orang yang tidak mempunyai etika dan nurani.
Ada sebuah riset yang menyebutkan bahwa banyaknya kasus perzinaan belakangan ini disebabkan karena faktor percintaan atau pacaran. Ya. Saya setuju dengan pendapat itu, karena melihat gejolak zaman sekarang ini, banyak remaja yang melakukan pacaran dan melampiaskan cinta kasihnya pada jalan kesesatan yang tidak dibenarkan oleh syar’i. Mereka cium-ciuman, peluk-pelukan bahkan ada yang nekat melakukan hubungan badan. Ini sangat membahayakan. Bagaimana kalau hal semacam ini menular pada remaja yang lain, bisa-bisa sepuluh sampai dengan dua puluh tahun yang akan datang, sulit kita jumpai remaja-remaja putri yang masih perawan. Apalagi hasil survey yang dilakukan Komisi Nasional Perlindungan Anak di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) pernah berhubungan intim dan 21,2% siswi SMA (Sekolah Menengah Atas) pernah menggugurkan kandungannya. Jadi rata-rata kasus kenakalan remaja disebabkan oleh adanya hubungan percintaan. Lantas adakah yang salah dengan cinta? Yang salah bukan cintanya, karena hakikat cintah itu fitrah, dan hadirnya cinta sesungguhnya sebagai penentram kehidupan manusia, bukan sebagai pemuas nafsu dan hura-hura. Tetapi letak kesalahannya ada pada pelakunya yang menodai kesucian cintanya dengan lebih menuruti nafsu birahinnya.
Sobat muda. Ada beberapa alasan mengapa anak muda termotivasi dengan berpacaran atau bercinta kasih. Pertama, mereka bercinta karena menginginkan dapat jodoh yang tepat dengan mengetahui latar belakang, sikap dan kebiasaan hidup orang yang dicintainya. Kedua, mereka menjalin cinta karena menginginkan adanya seseorang kekasih yang dapat memberikan semangat dan motivasi dalam melakukan segala aktifitas sehari-hari. Konon dengan bercinta, gairah kerja dan beraktifitas menjadi giat dan perkasa. Ketiga, mereka bercinta karena ingin melampiaskan hasrat birahinya.
Nah, dari ketiga alasan diatas kiranya anda dapat menentukan arah seperti apakah bentuk cinta yang akan anda inginkan. Pilihan ada ditangan anda sendiri. Apabila memilih type yang pertama juga mengandung resiko. Memilih pilihan yang kedua pun ada resikonya, apalagi memilih pilihan yang ketiga, jelas resikonya bukan hanya dikehidupan dunia saja melainkan kehidupan akhirat anda pun ikut celaka. Kog beresiko semua, kalau gitu ngapain Allah menciptakan rasa cinta? Hemm, sabar brow, dengar dulu uraian berikutnya.
Gini ya, jika kita amati, dari ketiga alasan diatas, sepertinya alasan pertama yang resikonya dinilai agak mendingan, karena tujuan mereka bercinta semata-mata karena menginginkan mendapatkan pasangan hidup yang benar-benar cinta dan sayang kepadanya, sehingga kalau nggak pake pacaran, jangan-jangan ia tidak mengerti latarbelakang kehidupannya, tabiat, sikap dan perilakunya sehari-hari, makanya ia memilih menjalin hubungan pacaran. Sebab apabila seseorang sudah kadung cinta dan pada pandangan pertama tanpa mengenal lebih mendalam tentang kehidupan orang yang dicintainya, khawatir akan menyesal. Iya kalau ketepatan pacarnya orang baik-baik, nah kalau tidak, pasti akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari nanti, walaupun sebenarnya itu sudah merupakan pilihan hatinya sendiri. Tetapi yang menjadi pertanyaan, bolehkah kita menjalin cinta atau berpacaran seperti alasan yang pertama tadi? yups, manteb sekali.
Pada dasarnya agama tidak melarang manusia untuk bercinta kasih, malahan dengan tegas agama menganjurkan manusia agar saling cinta dan kasih diantara sesamanya. Hal ini didasarkan pada hadist Rasulullah SAW yang berbunyi: “Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.(H.R. Muslim). Semakin seseorang menebarkan cintanya kepada sesamanya, akan sempurna keimanannya, tali siraturrahim terjalin kuat dan persaudaraan menjadi harmonis. Terus mengenai boleh atau tidaknya kita berpacaran dengan alasan ingin mengetahui sisi baik dan buruknya orang yang kita cintai. Yang jelas dalam pandangan agama, istilah pacaran itu tidak ada. Bahkan ada yang menghukumi pacaran itu haram. Tetapi agama mengajarkan kepada umat manusia, jikalau hendak mencari cinta (mencari pasangan), maka bukan dengan jalan pacaran, melainkan dengan cara Ta’aruf. Kita diperbolehkan mencintai seseorang dan mengungkapkannya kepada orang yang kita cintai. Namun alangkah baiknya sebelum anda mengungkapkan cinta pada seseorang tadi, selidiki dulu latar belakang dan sikap perilakunya sehari-hari. Bisa nanya-nanya lewat teman dekatnya, saudaranya atau tetangga-tetangga dekatnya. Jika sudah mendapatkan informasi yang jelas, baru nyatakan perasaan cinta. Silahkan berta’aruf, dan sampaikan segala tetek bengek dan unek-unek hati yang ingin anda tanyakan. Bila setelah berta’aruf sudah ada kecocokan, lanjutkan dengan mengkhitbahnya, kemudian nikahi. Ini baru jempolan brow!. Jadi, mencari kekasih yang baik yang dibenarkan oleh syar’i bukan dengan jalan pacaran, melainkan dengan jalan ta’aruf. Ini berarti alasan bercinta type yang pertama tadi, tidak dibenarkan secara agama, meskipun maksudnya baik. Karena dengan berpacaran, sedikit maupun banyak ada unsur mendekati zina. Bagaimana dengan type alasan yang kedua dan ketiga? Hemm, alasan yang pertama saja tidak dibenarkan menurut syar’i, apalagi alasan yang kedua dan ketiga, jelas malah bertentangan dengan ajaran agama. Alasannya apa dong? Kalau alasan anda bercinta atau pacaran hanya ingin mendapatkan dorongan motivasi dari sang kekasih, kenapa harus dengan jalan pacaran? Seharusnya anda nikah saja. Karena dengan nikah anda akan mendapatkan seorang kekasih hati yang 24 jam siap melayani dan mensuport anda. Berbeda halnya jika mencari motivasi belajar ataupun bekerja dengan pacaran, karena anda belum tentu setiap hari bertemu, kalaupun bertemu, dengan menikmati pandangan wajah kekasih anda, itu merupakan bagian dari zina lho. Terus mengenai alasan yang ketiga, kayaknya nggak perlu diperdebatkan dehh, sebab bercinta hanya dengan mencari kesenangan itu merupakan sebuah kesalahan fatal dan anda sedang coba-coba bermain api. Artinya bahwa anda secara sengaja ingin menumpuk dan mengkoleksi dosa-dosa perzinaan. Jadi agama bukan hanya melarangnya, melainkan juga melaknatnya.
Maka dari itu, dalam berikhtiar mencari cinta, terlebih dahulu tanyakan pada diri sendiri, alasan apa yang mendasari keinginan untuk menjalin hubungan cinta. Apabila niat anda menjalin cinta karena segera ingin menikah. Maka segerakanlah untuk mencarinya, dan saya yakin anda tidak akan sembarang pilih, pastinya anda menginginkan mendapatkan pasangan hidup yang baik. Supaya nggak salah pilih, berta’aruflah. Gunakanlah konsep islam dalam berihtiar mencari kekasih pujaan yaitu mencari pasangan hidup yang baik menurut kecantikannya, kekayaannya, keturunan yang baik, dan karena agamanya. Rasulullah SAW bersabda: “Perempuan itu dikawin karena empat perkara yaitu:karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka oleh sebab itu hendaklah engkau memilih (perempuan) yang beragama, pasti engkau berbahagia (selamat)” (H.R. Bukhori. Ya. Apabila paras cantik, harta dan tahta tidak engkau temukan, maka pilihlah kekasih yang memiliki pegangan agama yang kuat, agar cinta kasih anda selalu mendapat rahmat dan hidayah-Nya.
Namun bila alasan bercintamu karena ingin bersenang-senang, saya sarankan untuk mengurungkannya. Karena akan berpengaruh tidak baik pada kehidupanmu selanjutnya. Masa depanmu masih panjang, jangan kau habiskan dengan bersenang-senang dan berpacaran. Jangan menumpuk dosa, karena kurikulum pacaran semuanya mendekati zinah. Mulai pandangan, rayuan, pikiran dan perbuatan bila tercover dalam bingkai pacaran, sangat rentan dengan perbuatan zinah.
“Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak adam bagiannya dari zina. Dia akan mendapatkannya, tidak bisa tidak. Maka, zinanya mata adalah dengan memandang (yang haram) dan zinanya lisan adalah dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua tindakan itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Begitulah islam mengajarkan, sangat tegas, lugas dan penuh dengan kemaslahatan. Kalau anda sedang terobsesi dengan menjalin hubungan pacaran dan belum siap melangkah kejenjang pernikahan, maka tahan dan bersabarlah untuk tidak pacaran. Waduh hasrat hati semakin memuncak ingin memadu kasih? Apabila anda belum siap untuk menikah sedangkan gairah dan nafsu berkobar-kobar menuntut pemuasan, maka agama menyarankan agar berpuasa. Karena dengan berpuasa, anda akan terjaga dari godaan nafsu yang menginginkan kesenangan semata. Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian sudah siap (mampu) menjalani hidup berumah tangga (suami-istri) maka menikahlah ! Sesungguhnya di balik itu, pandangan mata dan kemaluan akan lebih terjaga dan terpelihara dari perbuatan maksiat. dan barang siapa belum mampu, hendaknya ia berpuasa, karena dengan puasa itulah dirinya akan terlindungi dari kemaksiatan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut Imam Ghozali: bahwa nafsu itu lebih jahat dan lebih gencar memusuhimu dari ada iblis. Ketahuilah bahwa iblis bisa kuat menguasaimu karena pertolongan nafsu dan kesenangannya. Semua ajakan nafsu adalah sumber malapetaka dan semua yang bersumber darinya adalah tipu daya belaka. Jika kau girang menuruti ajakan nafsu, tentu engkau akan celaka. Jika engkau lengah menjaganya, engkau akan tenggelam dan jika engkau lemah dan kalah melawannya, maka engkau akan digiringnya kedalam neraka.
Sobat muda, ternyata memilih kekasih itu nggak boleh sembarangan, harus selektif dan penuh pertimbangan. Jangan diobral murah apalgi di tawar-tawarkan. Kalau ditawar-tawarkan jadinya kayak barang murahan. Bila perlu kamu harus jual mahal. Bukanya dibandrol dengan rupiah, maksudnya, jangan mudah jatuh cinta pada seseorang yang benar-benar belum anda kenali. Tapi dia cantik/tampan? Ahh, emangnya cantik atau tampan jaminan hidup bahagia. Cantik atau tampan kalau akhlaknya buruk, juga akan bikin ngenes batin ini. Oleh karena itu, dalam berihtiar mencari cinta, tanamkan niat yang mulia yaitu ingin menikahinya dan standar pilihan yang utama yang perlu dijadikan patokan adalah agamanya, bukan yang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar