Manusia hidup
dialam dunia ini dikelilingi dengan harapan-harapan, karena harapan itulah
manusia tetap bertahan untuk hidup. Setiap orang wajib mempunyai harapan, entah
itu harapan ingin mendapat banyak rizki, ingin punya anak, ingin jadi pejabat,
ingin banyak ilmu dan lain-lain. Jika tidak, maka setiap orang tidak semangat
didalam menjalani hidup ini, hidupnya akan hampa, hidupnya tak bermakna dan
tanpa tujuan. Harapan itu harus diwujudkan agar roda kehidupan terus berjalan.
Menggapai harapan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus bersusah
payah mempelajari dan mengejarnya. Karena setiap harapan, setiap cita-cita itu
bisa terwujud manakala seseorang mengetahui cara untuk menggapainya. Setiap
sesuatu itu ada ilmunya, maka gapailah harapan dan cita-citamu dengan ilmu.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالْاَخِرَةَ
فَعَلَيْهِ بَالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Siapa
yang menginginkan dunia(kebahagian dunia), maka hendaklah ia berilmu, dan siapa
yang menginginkan akhirat (kebahagian dihari kemudian), maka hendaklah ia
belajar dan berilmu, dan siapa yang menghendaki keduanya, maka ia pun harus
berilmu “.
Penyair berkata :
فَقُلْ لِمُرَجِّيْ مَعَاِليَ
اْلاُمُوْرِ * بِغَيْرِ اِجْتِهَادٍ: رَجَوْتَ الْمُحَالاَ
Katakanlah kepada orang yang ingin menggapai hal-hal yang luhur, tanpa
bersusah payah, kamu mengharapkan sesuatu yang mustahil.
Seseorang
bercita-cita ingin jadi presiden, maka dia harus menguasai ilmunya, menyiapkan
segala bekalnya, mulai dari mendirikan partai politik, menebar pengaruh dan
menyiapkan biayanya, baru dia boleh bermimpi menjadi presiden. Seseorang ingin
mempunyai keturunan, maka dia harus menikah dan mempelajari seluk beluk
kehidupan rumah tangga beserta permasalahannya agar harapan mempunyai keturunan
terwujud. Seseorang ingin menjadi pejabat, ingin menjadi pegawai negeri pun
harus mengetahui ilmunya dan mengikuti berbagai proses yang harus dilewatinya
untuk dapat lulus menjadi pegawai negeri. Seseorang yang ingin meraih hal-hal
yang mulia, ia wajib tekun, ulet dalam menempuh dan mencintai jalan-jalan agama
yang menjanjikan kebahagiaan abadi, meskipun pada awalnya sulit untuk
menghindari berbagai macam penderitaan dan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Tetapi jika ia mampu mengendalikan nafsunya dan sabar menghadapi segala
kesulitan, tentu nantinya akan menuju kesebuah tempat yang mulia.
Seorang nahkoda
kapal yang sedang berlabuh mengendalikan laju kapalnya dan ingin lekas sampai
pada tempat yang menjadi tujuannya, tentunya ia harus memiliki kesungguhan serta
semangat, termasuk harus melawan badai dan ombak yang merintangi perjalanannya,
dan apabila seorang nahkoda kapal mencoba menyimpang dari rute yang mesti harus
dilaluinya atau mengendalikan laju kapalnya sesuka hatinya tanpa melihat arah.
Pertanyaannya kapan ia sampa ketempat tujuannya?
Muhammad Ahmad
Ismail al Muqoddam berkata :
Siapa ingin dapat
harus giat
Dan malas adalah
kegagalan
Siapa bersusah
payah
Ia akan segera
mendapat puncak harapan.
Orang bijak
berkata :
Jangan kira
kemuliaan itu seperti kurma
Yang siap kamu
makan
Karena kamu tidak
akan mendapatkannya
Tanpa melewati
kesabaran
Sangat beda orang
yang menggapai harapan dengan ilmu dan orang yang menggapai harapannya dengan
nafsu. Orang yang berilmu tentu yang bicara adalah akal dan hati dan bekerja
bersama-sama sedangkan orang yang mengedepankan nafsu tentu yang bicara adalah
hati dan mengesampingkan otak dan akalnya. Misalnya ada dua orang yang
sama-sama ingin mewujudkan harapannya menjadi seorang pegawai negeri sipil,
namun cara mereka berbeda. si A dalam menggapai harapan dan cita-citanya
menggunakan ilmu, sedangkan si B mengedepankan nafsunya. Apa yang terjadi. Si A
mengikuti segala proses yang ditentukan pemerintah untuk jadi PNS dengan cara
mengikuti test tulis test lisan, mengadu kecerdasan otak dengan bersaing dengan
ribuan pesaingnya hingga lulus jadi PNS. Sedangkan si B yang mengedepannkan
nafsunya ingin memiliki jabatan itu harus melewati pintu belakang, pintu-pintu
yang tidak dibenarkan oleh undang-undang baik Negara maupun agama. Suap sanan
suap sini, berbagai cara yang tidak baik pun dilakukan. Kalaupun seandainya
keduanya sama-sama berhasilpun, pasti aka nada perbedaan cara pandang dan
kinerjannya. Bisa jadi si A dengaan segalaa potensi dan keilmuan yang
dimilikinya hingga lolos jadi PNS akan mempunyai kebanggaan atau rasa syukur
yang menghiasi jiwanya, sudut pandang daan kinerjannya pun berorientasi pada
prestasi kerja. Lain halnya dengan si B, dia lolos jadi PNS melalui pintu
belakang, jalan pintas yang penting berhasil dan lolos, meskipun harus
mengeluarkan kocek puluhan juta rupiah, akan berpengaruh pada sudut pandang dan
kinerjanya. Biasanya orang yang sukses karena karena sudah mengeluarkan uang
banyak, ujung-ujungnya bukan prestasi kerja yang dicari daan didahulukan
melainkan gimana caranya semua dana yang dikeluarkan dahulu bisa kembali modal.
Lah kalau orang-orang dinegeri ini seperti itu, alamat hancur kepribadian bangsa
ini.
Belajarlah dan
tuntutlah ilmu setinggi mungkin agar anda dapat menggapai setiap harapan yang
menjadi cita-citamu. Orang berilmu itu enak kok. Orang berilmu itu laksana
burung yang terbang tinggi diangkasa yang tak takut memandang kebawah karena
mempunyai keseimbangan daya pikir, ego, kecerdasan dan kekuatan. Orang berilmu
itu akan selalu berdiri tegak walaupun zaman selalu bergonta ganti dan hanya
orang berilmu pulalah yang akan membawa dirinya selamat dalam perjalanan
mencari ridha-Nya.
Tak ada kata
terlambat untuk belajar, pun tak ada kata terlambat untuk menggapai harapan.
Tumbuhkan harapan disetiap helai keluarnya nafasmu. Harapan tidak harus berupa
suatu pangkat atau jabatan, atau berbentuk sesuatu benda yang mewah atau
istimewa. Harapan yang paling istimewa dan berharga yang harus selalu kita
tumbuhkan dalam diri ini adalah tumbuh suburnya iman dan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT. Orang yang mendambakan kesuburan iman didalam hatinya adalah
sesempurnanya nikmat yang melebihi dari segala kekayaan yang pernah anda
miliki. Apalah artinya kesuksesan bila hatimu gelap tanpa arah, apalah artinya
jabatan, kemewahan jika hatimu keras
sekeras batu yang tiada mempunyai ketenangan dan hanya menjadi hunian tumpukan amarah
dan sampah kemaksiatan.