Kamis, 09 Mei 2013

Menggapai Harapan itu Ada Ilmunya


                                                                   
Manusia hidup dialam dunia ini dikelilingi dengan harapan-harapan, karena harapan itulah manusia tetap bertahan untuk hidup. Setiap orang wajib mempunyai harapan, entah itu harapan ingin mendapat banyak rizki, ingin punya anak, ingin jadi pejabat, ingin banyak ilmu dan lain-lain. Jika tidak, maka setiap orang tidak semangat didalam menjalani hidup ini, hidupnya akan hampa, hidupnya tak bermakna dan tanpa tujuan. Harapan itu harus diwujudkan agar roda kehidupan terus berjalan. Menggapai harapan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus bersusah payah mempelajari dan mengejarnya. Karena setiap harapan, setiap cita-cita itu bisa terwujud manakala seseorang mengetahui cara untuk menggapainya. Setiap sesuatu itu ada ilmunya, maka gapailah harapan dan cita-citamu dengan ilmu. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَالْاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بَالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Siapa yang menginginkan dunia(kebahagian dunia), maka hendaklah ia berilmu, dan siapa yang menginginkan akhirat (kebahagian dihari kemudian), maka hendaklah ia belajar dan berilmu, dan siapa yang menghendaki keduanya, maka ia pun harus berilmu “.

Penyair berkata :

فَقُلْ لِمُرَجِّيْ مَعَاِليَ اْلاُمُوْرِ   *   بِغَيْرِ اِجْتِهَادٍ: رَجَوْتَ الْمُحَالاَ
Katakanlah kepada orang yang ingin menggapai hal-hal yang luhur, tanpa bersusah payah, kamu mengharapkan sesuatu yang mustahil.

Seseorang bercita-cita ingin jadi presiden, maka dia harus menguasai ilmunya, menyiapkan segala bekalnya, mulai dari mendirikan partai politik, menebar pengaruh dan menyiapkan biayanya, baru dia boleh bermimpi menjadi presiden. Seseorang ingin mempunyai keturunan, maka dia harus menikah dan mempelajari seluk beluk kehidupan rumah tangga beserta permasalahannya agar harapan mempunyai keturunan terwujud. Seseorang ingin menjadi pejabat, ingin menjadi pegawai negeri pun harus mengetahui ilmunya dan mengikuti berbagai proses yang harus dilewatinya untuk dapat lulus menjadi pegawai negeri. Seseorang yang ingin meraih hal-hal yang mulia, ia wajib tekun, ulet dalam menempuh dan mencintai jalan-jalan agama yang menjanjikan kebahagiaan abadi, meskipun pada awalnya sulit untuk menghindari berbagai macam penderitaan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Tetapi jika ia mampu mengendalikan nafsunya dan sabar menghadapi segala kesulitan, tentu nantinya akan menuju kesebuah tempat yang mulia.

Seorang nahkoda kapal yang sedang berlabuh mengendalikan laju kapalnya dan ingin lekas sampai pada tempat yang menjadi tujuannya, tentunya ia harus memiliki kesungguhan serta semangat, termasuk harus melawan badai dan ombak yang merintangi perjalanannya, dan apabila seorang nahkoda kapal mencoba menyimpang dari rute yang mesti harus dilaluinya atau mengendalikan laju kapalnya sesuka hatinya tanpa melihat arah. Pertanyaannya kapan ia sampa ketempat tujuannya?

Muhammad Ahmad Ismail al Muqoddam berkata :

Siapa ingin dapat harus giat
Dan malas adalah kegagalan
Siapa bersusah payah
Ia akan segera mendapat puncak harapan.

Orang bijak berkata :

Jangan kira kemuliaan itu seperti kurma
Yang siap kamu makan
Karena kamu tidak akan mendapatkannya
Tanpa melewati kesabaran

Sangat beda orang yang menggapai harapan dengan ilmu dan orang yang menggapai harapannya dengan nafsu. Orang yang berilmu tentu yang bicara adalah akal dan hati dan bekerja bersama-sama sedangkan orang yang mengedepankan nafsu tentu yang bicara adalah hati dan mengesampingkan otak dan akalnya. Misalnya ada dua orang yang sama-sama ingin mewujudkan harapannya menjadi seorang pegawai negeri sipil, namun cara mereka berbeda. si A dalam menggapai harapan dan cita-citanya menggunakan ilmu, sedangkan si B mengedepankan nafsunya. Apa yang terjadi. Si A mengikuti segala proses yang ditentukan pemerintah untuk jadi PNS dengan cara mengikuti test tulis test lisan, mengadu kecerdasan otak dengan bersaing dengan ribuan pesaingnya hingga lulus jadi PNS. Sedangkan si B yang mengedepannkan nafsunya ingin memiliki jabatan itu harus melewati pintu belakang, pintu-pintu yang tidak dibenarkan oleh undang-undang baik Negara maupun agama. Suap sanan suap sini, berbagai cara yang tidak baik pun dilakukan. Kalaupun seandainya keduanya sama-sama berhasilpun, pasti aka nada perbedaan cara pandang dan kinerjannya. Bisa jadi si A dengaan segalaa potensi dan keilmuan yang dimilikinya hingga lolos jadi PNS akan mempunyai kebanggaan atau rasa syukur yang menghiasi jiwanya, sudut pandang daan kinerjannya pun berorientasi pada prestasi kerja. Lain halnya dengan si B, dia lolos jadi PNS melalui pintu belakang, jalan pintas yang penting berhasil dan lolos, meskipun harus mengeluarkan kocek puluhan juta rupiah, akan berpengaruh pada sudut pandang dan kinerjanya. Biasanya orang yang sukses karena karena sudah mengeluarkan uang banyak, ujung-ujungnya bukan prestasi kerja yang dicari daan didahulukan melainkan gimana caranya semua dana yang dikeluarkan dahulu bisa kembali modal. Lah kalau orang-orang dinegeri ini seperti itu, alamat hancur kepribadian bangsa ini.

Belajarlah dan tuntutlah ilmu setinggi mungkin agar anda dapat menggapai setiap harapan yang menjadi cita-citamu. Orang berilmu itu enak kok. Orang berilmu itu laksana burung yang terbang tinggi diangkasa yang tak takut memandang kebawah karena mempunyai keseimbangan daya pikir, ego, kecerdasan dan kekuatan. Orang berilmu itu akan selalu berdiri tegak walaupun zaman selalu bergonta ganti dan hanya orang berilmu pulalah yang akan membawa dirinya selamat dalam perjalanan mencari ridha-Nya.

Tak ada kata terlambat untuk belajar, pun tak ada kata terlambat untuk menggapai harapan. Tumbuhkan harapan disetiap helai keluarnya nafasmu. Harapan tidak harus berupa suatu pangkat atau jabatan, atau berbentuk sesuatu benda yang mewah atau istimewa. Harapan yang paling istimewa dan berharga yang harus selalu kita tumbuhkan dalam diri ini adalah tumbuh suburnya iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Orang yang mendambakan kesuburan iman didalam hatinya adalah sesempurnanya nikmat yang melebihi dari segala kekayaan yang pernah anda miliki. Apalah artinya kesuksesan bila hatimu gelap tanpa arah, apalah artinya jabatan, kemewahan jika hatimu  keras sekeras batu yang tiada mempunyai ketenangan dan hanya menjadi hunian tumpukan amarah dan sampah kemaksiatan.