A Young Pioneer
“Visioner memiliki strategi yang tepat, dapat
membaca potensi
dan menyinergikannya, serta mampu memotivasi
adalah syarat bagi seorang pelopor”
(Aagym)
Ketika mendengar kata pioneer,
terkadang hayalan kita membayangkan sosok seseorang yang serba sempurna, gagah
perkasa dan memiliki keilmuan yang melambung tinggi, sehingga banyak orang yang
terkagum-kagum akan kehadirannya. Seperti apakah sosok pioneer itu?
Adakah young pioneer dizaman sekarang, sedangkan kita lihat fenomena
yang nyata kehidupan anak muda saat ini kehidupannya glamor, penuh dengan
kebebasan dan jauh dari sosok kepemimpinan?
Perlu diketahui bahwa diksi young pioneer berasal dari bahasa inggris,
young artinya anak muda/pemuda, sedangkan pioneer artinya
pelopor. Young pioneer adalah seorang pemuda yang mempunyai visi hidup yang
terencana dalam rangka menggapai masa depannya. Ia mampu merencanakan masa
depannya dengan bijak, serta mampu membaca situasi dan memposisikan diri
menjadi anak muda yang berprestasi dan berguna bagi bangsa dan agamanya.
Seorang pioneer memiliki karakter yang kuat dalam menata hidup kearah yang
benar. Orang yang berkarakter positiflah yang sering kali menjadi orang yang
sukses. Bukan karena kepandaian dan kepintaran yang menjadikan seseorang sukses
menata hidup, tetapi orang yang mempunyai karakter. Sehingga tak heran kalau
pemerintah negeri ini melalui menteri pendidikan merombak kurikulum sekolah
menjadi kurikulum yang berkarakter, dengan harapan agar out put dari pendidikan
itu, terbina generasi muda Indonesia yang berprestasi dan sukses menggapai masa
depannya. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Albert Einstein “Many people say that the intelligence that make the great
scientists. They are mistake..... it is the characters. Banyak orang yang mengatakan kepintaran yang
menjadikan seorang ilmuwan besar. Mereka keliru.. itu adalah karakter. Maka
dari itu, pemuda harus dididik agar menjadi generasi penerus bangsa yang
berkarakter positif dan mampu membawa nama baik diri dan bangsanya.
Membahas young pioner, maka kita harus tahu dulu dunianya anak muda, agar
dengan begitu akan diketahui visi baik dan buruknya anak muda. Dunia anak muda
adalah dunia hiburan, segala sesuatunya selalu dihubungkan dengan keceriaan dan
kegembiraan, seakan mereka tidak mengenal beban, apalagi pekerjaan, sehingga
yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana kehidupannya sehari-hari selalu
senang dan jauh dari hingar binggar persoalan yang menjejali pikiran. Ada yang
bilang bahwa masa muda adalah masa kasmaran, dimana hasrat untuk menyukai lawan
jenisnya mulai tumbuh, selaras dengan pertumbuhan usianya, sehingga kebanyakan
para remaja menjalin hubungan pacaran dan membagi cinta kasih dengan si doi
seorang. Ada juga yang mengatakan bahwa masa muda adalah masa transisi dari
anak-anak menjadi remaja atau dewasa. Dimasa transisi ini merupakan gerbang
wawasan dan pengetahuan. Anak muda atau remaja akan menemukan beragam model dan
gaya kehidupan. Dari situ timbullah proses coba-coba terhadap dunia baru yang
sedang mereka alami.
Dalam tinjauan ilmu psikologi diterangkan bahwa masa muda atau remaja
adalah masa peralihan yang menyangkut perkembangan biologis, mental, dan
sosial-emosional. Dinamakan masa peralihan karena remaja dipandang dari sudut
fisik, cara berfikir dan tindakannya, mereka bukanlah anak-anak, tetapi mereka
juga belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa yang sudah mempunyai kematangan
dalam berfikir. Jadi usia muda adalah masa pertumbuhan seseorang menuju manusia
dewasa. Nah, dalam status perkembangan taraf berfikir anak muda atau remaja
inilah sering kali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dipengaruhi oleh
lingkungan dan pergaulan, namun juga tidak sedikit mereka yang mampu mengukir
prestasi dan kesuksesan.
Dalam sudut pandang agama islam dijelaskan bahwa masa remaja adalah masa
dimana seseorang mulai memasuki masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif
(pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan
keadaan pada tahap perkembangan anak-anak. Karena sudah baligh (dewasa), maka
remaja sudah berkewajiban untuk melaksanakan risalah agama yaitu melaksanakan
perintah dan menghindari larangan Allah SWT.
Masa remaja merupakan masa pertama kali bagi seseorang untuk mulai belajar
membuktikan dirinya menjadi hamba yang benar-benar mampu mengemban amanah untuk
melakukan syariat agama. Mungkin dirasa sangat sulit, karena masa remaja selalu
diiming-iming dengan berbagai hal yang berbau hiburan dan kebebasan. Sehingga
kewajiban dirinya menjadi abdi Tuhan yang taat menuai hambatan dan bahkan
kadang kala tergadaikan. Disinilah letak tantangan para remaja dalam menentukan
jadi dirinya menjadi manusia yang taat menjalankan perintah agama. Mereka
dihadapkan pada dua pilihan, antara mengikuti alur zaman dengan mengikuti trend
gaya pergaulan atau sebaliknya menjadi pemuda yang betul-betul memastikan diri
untuk konsentrasi dalam belajar untuk mengejar prestasi dan menghambakan
dirinya pada Allah SWT. Ketika kita lihat kenyataan yang berkembang saat ini
mayoritas anak muda berada pada pilihan yang pertama yaitu mengikuti trend atau
gaya pergaulan zaman sekarang, sebab kalau mereka lebih berkonsentrasi terhadap
pelajaran atau lebih suka menghindari dunia hiburan anak muda, maka mereka
dicap “kuper” oleh teman-temannya, sehingga banyak remaja yang gengsi
gede-gedean terhadap pergaulan. Rata-rata hanya takut dikatakan kuper alias
kurang pergaulan atau nggak gaul. Anak muda yang dicap kuper atau nggak gaul
sering kali menjadi bahan cemoohan dan gunjingan disekitar lingkungan
pergaulannya. Sehingga seakan dipaksakan demi menjaga image, mereka
mengikuti trend zaman sekarang yang terkontaminasi budaya menyesatkan.
Sobat muda yang dirahmati Allah, haruskah karena gengsi
atau takut dicap kuper, terus kita ikut-ikutan dengan gaya kebebasan? Tidak
sadarkah kita bahwa masa remaja adalah masa menanam bibit-bibit harapan, masa
yang sangat produktif dan menjanjikan untuk dapat menggapai impian menjadi anak
muda yang sukses berkarya, sukses berprestasi, sukses mengawal teknologi dan
sukses mengabdikan diri menjadi anak muda yang taat pada ajaran agama. Lupakah
kita bahwa tidak sedikit diantara para remaja yang putus sekolah karena salah
pergaulan, bunuh diri karena obat-obatan terlarang, hamil diluar nikah karena
kebebasan pergaulan? Haruskah kita menyusul menjadi bagian dari mereka yang
tumbang sebelum berkembang, yang hancur sebelum mujur, yang binasa sebelum
berjasa?
Sobat, melalui goresan penaku ini, saya mengajak kepada anda sekalian untuk
tidak terjebak dalam permainan zaman. Mari manfaatkan usia remaja secara
proporsional agar anda sekalian berada pada koridor yang benar dan pada
akhirnya anda akan sampai pada tujuan sebenarnya yaitu mengukir prestasi dan
memantabkan iman kepada Allah SWT. Kiranya cukup sudah sobat-sobat kita lainnya
yang sudah kadung terperangkap kelembah kemaksiatan dan kebobrokan moral. Maka
saatnya kita mengikrarkan diri menjadi a young pioneer yang diidamkan-idamkan oleh orang tua,
masyarakat sekitar, lebih-lebih dibanggakan oleh agama dan negara. Tentu akan
ada pemandangan yang menakjubkan seandainya dizaman yang penuh dengan
kegemerlapan kemaksiatan ini, muncul generasi-genarsi muda yang menjunjung
tinggi martabat bangsa dan gigih mensenandungkan syiar agama.
Lho, usiaku kan masih muda, masih banyak waktu untuk
berbenah diri, jadi sekarang happy-happy dulu, apalagi syiar agama sudah
menjadi tugasnya tokoh-tokoh agama, ada pak kyai, ada pak ustad dan ada juga
cendekiawan muslim. bener nggak ?
Hemm, masih saja nawar, kalau sekarang bisa, mengapa harus menunggu tua.
Batas usia kita nggak ada yang tahu kecuali Allah SWT. Iya kalau kita
ditakdirkan mempunyai usia yang panjang. Nah, andaikan usia kita hanya puluhan
tahun, atau sebelum kita memasuki bahtera rumah tangga jatah usia kita sudah
diambil oleh yang kuasa, sedangkan kita sama sekali belum memanfaatkan usia
muda kita dengan baik, apa kita nggak rugi. Rugi urusan dunia sih masih
mending, lha kalau rugi urusan akhirat, bisa-bisa celaka kan! Maka dari itu
harus ada niat yang tulus lahir dari pribadi seorang anak muda untuk
memanfaatkan usia mudanya dalam berkarya, beribadah dan beramal sholih.
Arvan Pradiansyah dalam bukunya ”Cherish Every Moment” mengatakan;
hargailah setiap waktu, setiap saat, bahkan setiap detik yang kita alami dalam
hidup, karena sejatinya hidup yang hakiki adalah ialah hari ini. Tapi sayang
kita sering tidak dapat menikmati hari ini karena pikiran kita kerap diisi oleh
kecemasan hari esok. Pada hal belum tentu besok kita masih hidup. Bisa saja
yang terjadi adalah tomorrow never comes”.
Masa muda harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Anggap saja bahwa
masa muda itu sangat sempit dan terbatas. Kalau waktu yang sempit ini kita
buang percuma tanpa diisi dengan kegiatan yang mendatangkan kemaslahatan, baik
urusan dunia maupun urusan akhirat, tentu sebuah kerugian yang sangat besar.
Ibarat seorang pedagang yang menjual dagangannya, seharusnya memaksimalkan
waktu sepagi mungkin untuk membuka tokohnya agar banyak kesempatan para pembeli
untuk membeli dagangannya. Semakin pagi ia mulai membuka tokohnya berarti
semakin banyak kesempatan dagangannya akan habis terjual dan mendapat untung
yang banyak. Tetapi sebaliknya kalau pedagang tadi malas dan menganggap bahwa
sehari itu ada 12 jam, sehingga ia menunda-nunda membuka tokohnya karena ia
menganggap masih banyak waktu. Ketika jarum jam sudah menunjukkan angka 8,
ehh.. baru tata-tata berangkat ketokoh. Dasar nasib tidak mujur, tiba-tiba
ditengah jalan ban sepedanya bocor, sehingga mau tidak mau, ia harus mampir
dulu kebengkel. Akibatnya waktu berdagangnya banyak tersita dan keuntungannya
tidak sesuai target yang diharapkan. Begitu kiranya dengan masa muda, harus ada
semangat yang membara memaksimalkan waktu agar mampu menorehkan prestasi dan
bekal hidup yang gemilang. Jangan mengira bahwa masa muda itu masih panjang,
terus dibuat hura-hura menikmati kesenangan dulu. Begitu sudah puas baru
memikirkan masa depan. Itu konyol namanya. Iya kalau umur kita panjang?
Lha kalau tidak, pasti anda akan nyesel selamanya.
Dalam buku Born to Win, Promod Brata
mengatakan, jika manusia diberi oleh Tuhan hidup sampai usia 70 tahun,
kira-kira pembagian waktunya akan seperti ini: 25 tahun untuk tidur, 8 tahun
untuk studi dan pendidikan, 7 tahun untuk liburan dan rekreasi, 6 tahun untuk
istirahat dan sakit, 5 tahun untuk komunikasi, 4 tahun untuk makan dan 3 tahun
untuk transisi kegiatan. Jadi sisa waktu yang tersisa untuk efektif hanyalah 12
tahun untuk bekerja.
Sobat muda yang dirahmati Allah SWT. Pembagian
waktu seperti yang dikemukakan Promod Brata diatas itu apabila kita diberih
jatah hidup 70 tahun, itu pun waktu yang efektif hanya 12 tahun. Relatif sangat
singkat dan sedikit sekali untuk dapat memaksimalkan kerja dan mewujudkan
prestasi hidup didunia sebagai bekal diakhirat nanti. Nah, umpama jatah hidup
kita hanya 25 tahun sejajar dengan durasi waktu yang dimiliki masa muda.
Kira-kira pembagiannya seperti ini; 10 tahun untuk tidur, 4 tahun untuk studi
dan pendidikan, 1,5 tahun untuk liburan dan rekreasi, 2 tahun untuk istirahat
dan sakit, 1 tahun untuk berkomunikasi, 2 tahun untuk transisi kegiatan. Jadi
waktu efektif yang tersisa untuk dapat bekerja dan beramal sholih kurang lebih
5 tahun. Meskipun hal ini bukan didasarkan pada sebuah penelitian yang faktual,
melainkan hanya perkiraan penulis saja, akan tetapi ini bisa dijadikan pijakan
perenungan bagi anak muda agar dapat memaksimalkan masa mudanya demi
tercapainya cita-cita.
Kiprah a young pioneer
A young pioneer merupakan pelopornya anak muda
yang mempunyai visi dan misi yang jelas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi
anak muda yang sukses dan mengukir prestasi emas yang sangat membanggakan orang
tua, masyarakat sekitar tempat tinggalnya lebih-lebih pada bangsa dan
negaranya. Young pioneer bukan saja menikmati kesuksesan diri secara pribadi
melainkan kesuksesan yang mereka torehkan secara tidak langsung juga bisa
dinikmati orang lain. Menjadi anak muda yang sukses dan kesuksesannya hanya
dinikmati dirinya sendiri, itu banyak yang bisa. Tetapi anak muda yang
kesuksesannya bisa dinikmati oleh orang lain sangat jarang ditemukan, dan
tentunya sosok anak muda seperti inilah yang
didamba-dambakan semua orang dinegeri ini. Dalam pandangan manusia ia
berwibawa dan dalam pandangan Allah SWT, ia mempunyai derajat yang mulia. Dalam
sebuah hadist, pelopornya umat sedunia ini menuturkan dalam sabdanya: “Sebaik-baik
manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya”. Jadi terjemahan dan
implikasi dari hadits diatas yaitu a young pioneer tersebut (pemuda pelopor).
Kenapa kog lebih ditekankan pada anak muda, bukankah semua orang juga berhak
mempunyai input maupun outputnya bermanfaat bagi orang lain?. Memang benar,
seharusnya semua orang bisa saling bermanfaat bagi orang lain seperti yang
dimaksud Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya diatas. Namun kiprah anak muda lebih
diutamakan karena mereka mempunyai sisi waktu yang sangat lebar dan panjang
untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Sedangkan orang yang
sudah tua kecenderungannya adalah bagaimana bisa menjadi kepala rumah tangga
yang mampu membahagiakan keluarga, istri dan anak-anaknya yang menjadi beban
tanggungannya, dan hanya sedikit waktu yang bisa disisihkan untuk kemaslahatan
ummat.
A young pioneer sebagai pelopornya anak muda
menuju perubahan dan kesuksesan, mempunyai peran untuk berkiprah dalam hal
menuntut ilmu setinggi-tingginya, berprestasi dan berkarya sebanyak-banyaknya,
menggelorakan semangat dan memupuk rasa percaya diri terhadap diri dan anak
muda lainnya untuk berprestasi, menjunjung tinggi nilai dan etika pergaulan,
mengikrarkan diri untuk tidak mengkonsumsi Narkoba sekaligus ikut
memberantasnya dari peredarannya, dan yang lebih penting menjadi teladan bagi
anak muda lainnya, menjadi pelopornya anak muda yang memanfaatkan waktu mudanya
untuk mengukir prestasi. Kalau sekarang lagi ngetrend-ngetrendnya anak muda
yang ueforia terhadap manisnya teknologi komunikasi dan hiburan, maka a
young pioneer akan berdiri didepan menjadi teladan yang baik dalam
menikmati dan memanfaatkan teknologi agar hasil dari teknologi itu dapat
bermanfaat bagi seluruh penduduk negeri, syukur-syukur bisa sampai dinikmati
oleh orang-orang diberbagai belahan penjuru dunia.
Thomas Alpha edison, siapa yang tidak kenal
beliau. Sosok anak muda yang gigih berusaha. Semenjak usia remaja Thomas telah
melakukan ribuan kali uji coba hingga menghasilkan bola lampu yang tentu karya
emasnya tidak hanya menerangi rumah singgahnya, melainkan seluruh penjuru dunia
ikut menikmati hasil dari prestasinya. Tentu nggak kebayang, andai kata Thomas Alpha Edison ini adalah orang
muslim, sedangkan buah karyanya dapat dirasakan oleh penduduk dunia. Kira-kira
berapa juta kuadrat nilai pahala dari shodaqoh jariyah atas karya emasnya
tersebut.
Anda kenal siapa itu Avicena, dialah seorang
tokoh muslim yang karya ilmunya termashur hingga sekarang. Nama aslinya adalah Syeikhur
Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal
dengan sebutan Ibnu Sina, lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara. Ketika berusia remaja, dia telah berhasil
menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti
hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya. Dan satu lagi karya
yang sangat membanggakan adalah dia menulis kitab Qanun dalam ilmu
kedokteran sehingga karyanya banyak dijadikan rujukan dalam pengembangan ilmu
kedokteran. Coba bayangkan, berapa besar sumbangsih beliau demi penyembuhan
penyakit masyarakat dunia. Nah, barangkali ruh semangatnya Thomas maupun ibnu Sina ini bisa kita jadikan
pijakan dan sumber inspirasi untuk dapat mengikuti alur jejaknya yaitu
berprestasi dan berkarya untuk kemaslahatan ummat.
Sebagai seorang pioneer agar mampu mewujudkan kiprahnya menjadi anak
muda yang berprestasi setidaknya harus memiliki 3 hal yaitu :
1. Spirit and Energy
Yaitu semangat dan rasa percaya diri (self-confident)
yang berkobar-kobar. Rasa percaya diri dan semangat yang tinggi akan membangun
sugesti kita menjadi seorang anak muda yang gigih dan berkemauan keras untuk
mewujudkan harapan-harapan yang diimpikannya. Sebaliknya bila dalam diri anak
muda tidak mempunyai rasa percaya diri dapat mengakibatkan sugestinya lemah,
sehingga ia sering menuai kegagalan terhadap setiap yang dikerjakan. Karena
sugesti merupakan bagian dari energi yang berada pada psikis kita yang bermuara
pada alam bawah sadar. Energy fisik memang harus dimiliki sebagai daya kontrol
kekuatan badan kita, namun energi psikis yang berkaitan dengan sugesti juga
sangat diperlukan karena mempengaruhi mental dan rasa percaya diri. Karena itu
anak muda harus mempunyai energy, baik berupa energi fisik maupun psikis, sebab
keduanya itu nantinya dapat menimbulkan otosugesti (sugesti yang keluar
dari diri sendiri). Meskipun sugesti itu bisa datang dari orang lain, namun
akan menjadi lebih baik jika sugesti itu datang dari diri sendiri. Otosugesti
sangat besar pengaruhnya terhadap sukses atau gagalnya usaha kita. Misalnya
adanya rasa kecemasan dan ketidak percayaan diri akan menimbulkan sugestif yang
melemahkan diri sehingga aktifitas kita hilang kontrol dan daya konsentrasi
kita rendah yang memicu terjadinya kegagalan tersebut. Sebaliknya, rasa
optimisme dan kepercayaan diri mendatangkan sugesti yang positif bagi
keberhasilan suatu pekerjaan.
2. Share holder
Yaitu kemampuan seorang anak muda yang bisa membuat orang
lain memperoleh energi sehingga mampu memimpin dirinya sendiri. Inilah konsep
pemberdayaan sejati, yaitu kemampuan untuk memberikan semangat, mengajak dan
berbagi. Seorang pioneer harus mampu mentransfer semangat kepada keluarga,
teman, sahabat dan orang lain yang ada disekelilingnya. Mempunyai kemampuan
untuk menstimulus, mempengaruhi dan memiliki kecakapan mengajak orang lain
untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat. Seorang pioneer yang mampu memberikan
stimulus kepada orang lain berarti telah mensedekahkan energi, pikiran dan
tenaganya untuk membangkitkan orang lain menjadi manusia yang aktif dan optimis
menatap masa depan. Nah, untuk menjadi orang yang berpengaruh dan pengaruhnya
mampu menstimulus orang lain, memang sangat sulit. Dibutuhkan kepribadian dan
penampilan yang meyakinkan. Orang yang kepribadiannya nggak jelas, penampilannya
acak-acakan, suka plin-plan, jangankan mempengaruhi dan menstimulus orang lain,
menstimulus dirinya sendiri pun tidak akan bisa. Oleh karena itu, menjadi
seorang pioneer yang berpengaruh dan mampu mentransfer stimulus pada orang
lain, sebelumnya harus dapat memposisikan diri dan mampu mengatur dirinya
sendiri secara baik dan proporsional. Ibarat seorang pemimpin, maka pioneer
adalah pemimpin yang bijaksana yang mampu mengatur dirinya sendiri dan mampu
mengatur masyarakatnya. Plato, seorang filosof Yunani, pernah ditanya, “ Orang
seperti apa yang paling tetapt untuk memimpin kota?” Jawab Plato: “ Orang yang
mampu dengan baik mengatur dirinya sendiri.” Dari sini bisa diambil kesimpulan
bahwa untuk dapat menjadi orang yang berpengaruh, menjadi pioneer yang handal,
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memenejemen diri sendiri.
Logikanya, bagaimana kita dapat mengajak orang berbuat baik sedangkan diri kita
sendiri belum baik. Bagaimana kita mengarahkan orang lain kearah yang lebih
baik sedangkan kita sendiri belum bisa mengarahkan diri sendiri menjadi lebih
baik. Karena itu, aturlah diri anda sendiri, jika sudah benar, barulah mengatur
orang lain.
3. Self - Quality
Yaitu Keunggulan yang harus dimiliki oleh
setiap pioneer. Seorang pioneer harus memiliki keunggulan yang menjadi ciri
khas kepeloporannya. Tidak harus unggul dalam segala bidang. Ya, memang akan
bagus kalau pioneer itu unggul dalam segala-galanya. Namun kita ini manusia
yang didesain dan ciptakan tidak sempurna yang tujuannya supaya saling
melengkapi dan saling tolong-menolong. Dialam dunia ini manusia yang sempurna
hanyalah Rasulullah SAW yang ma’sum dan terbebas dari dosa. Dialah sosok
pioneer yang unggul disegala bidang.
Selain Rasulullah, didunia ini tidak ada yang
sempurna segala-galanya sehingga keunggulan yang dimiliki seorang pioneer pun
beragam. Ada yang unggul dalam bidang keilmuan, maka ia mengamalkan dan
mentransfer keunggulan yang dimiliki melalui pendidikan disekolah dengan
menjadi ilmuwan, cendekiawan, dosen, guru, menjadi kyai dan menyampaikan
risalah agamanya agar masyarakat mempunyai pegangan hidup yang benar, atau
menjadi seorang penulis dan menerbitkan bukunya untuk mencerdaskan para pembacanya.
Ada yang unggul dalam bidang teknologi, maka ia mengamalkannya dengan
menciptakan alat-alat canggih yang dapat memudahkan dan memperingan pekerjaan
manusia. Yang unggul dalam bidang kedokteran, maka ia mengamalkan ilmunya
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar menjadi sehat dan
terbebas dari penyakit. Yang unggul dalam bidang olah raga, silahkan
berprestasi dan harumkan nama bangsa dikanca dunia dan seterusnya.
Menjadi a young pioneer merupakan perbuatan
yang amat luhur. Karena keberadaannya bukan hanya mengharumkan nama negara dan
bangsa, tetapi juga orang tua dan masyarakat disekitarnya. Keberadaannya bukan
hanya memberi manfaat tetapi juga memberi stimulus dan teladan yang berharga
bagi orang lain. Bagi dirinya sendiri, pioneer adalah tindakan, bukan jabatan (pioneer
is action, not position). Oleh karena itu, siapapun anda, dan dari manapun
anda berasal bukanlah suatu masalah, yang terpenting adalah anda bisa action
menjadi anak muda yang mampu menjadi pelopor kearah perubahan yang lebih baik
dan setidak-tidaknya mampu mempelopori diri sendiri agar menjadi baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar