Minggu, 16 April 2023

A Young Pioneer

 

                              A Young Pioneer

“Visioner memiliki strategi yang tepat, dapat membaca potensi

dan menyinergikannya, serta mampu memotivasi

adalah syarat bagi seorang pelopor”

(Aagym)

 

Ketika mendengar kata pioneer, terkadang hayalan kita membayangkan sosok seseorang yang serba sempurna, gagah perkasa dan memiliki keilmuan yang melambung tinggi, sehingga banyak orang yang terkagum-kagum akan kehadirannya. Seperti apakah sosok pioneer itu? Adakah young pioneer dizaman sekarang, sedangkan kita lihat fenomena yang nyata kehidupan anak muda saat ini kehidupannya glamor, penuh dengan kebebasan dan jauh dari sosok kepemimpinan?

Perlu diketahui bahwa diksi young pioneer berasal dari bahasa inggris, young artinya anak muda/pemuda, sedangkan pioneer artinya pelopor. Young pioneer adalah seorang pemuda yang mempunyai visi hidup yang terencana dalam rangka menggapai masa depannya. Ia mampu merencanakan masa depannya dengan bijak, serta mampu membaca situasi dan memposisikan diri menjadi anak muda yang berprestasi dan berguna bagi bangsa dan agamanya. Seorang pioneer memiliki karakter yang kuat dalam menata hidup kearah yang benar. Orang yang berkarakter positiflah yang sering kali menjadi orang yang sukses. Bukan karena kepandaian dan kepintaran yang menjadikan seseorang sukses menata hidup, tetapi orang yang mempunyai karakter. Sehingga tak heran kalau pemerintah negeri ini melalui menteri pendidikan merombak kurikulum sekolah menjadi kurikulum yang berkarakter, dengan harapan agar out put dari pendidikan itu, terbina generasi muda Indonesia yang berprestasi dan sukses menggapai masa depannya. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Albert Einstein Many people say that the intelligence that make the great scientists. They are mistake..... it is the characters. Banyak orang yang mengatakan kepintaran yang menjadikan seorang ilmuwan besar. Mereka keliru.. itu adalah karakter. Maka dari itu, pemuda harus dididik agar menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter positif dan mampu membawa nama baik diri dan bangsanya.

 

Membahas young pioner, maka kita harus tahu dulu dunianya anak muda, agar dengan begitu akan diketahui visi baik dan buruknya anak muda. Dunia anak muda adalah dunia hiburan, segala sesuatunya selalu dihubungkan dengan keceriaan dan kegembiraan, seakan mereka tidak mengenal beban, apalagi pekerjaan, sehingga yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana kehidupannya sehari-hari selalu senang dan jauh dari hingar binggar persoalan yang menjejali pikiran. Ada yang bilang bahwa masa muda adalah masa kasmaran, dimana hasrat untuk menyukai lawan jenisnya mulai tumbuh, selaras dengan pertumbuhan usianya, sehingga kebanyakan para remaja menjalin hubungan pacaran dan membagi cinta kasih dengan si doi seorang. Ada juga yang mengatakan bahwa masa muda adalah masa transisi dari anak-anak menjadi remaja atau dewasa. Dimasa transisi ini merupakan gerbang wawasan dan pengetahuan. Anak muda atau remaja akan menemukan beragam model dan gaya kehidupan. Dari situ timbullah proses coba-coba terhadap dunia baru yang sedang mereka alami.

 

Dalam tinjauan ilmu psikologi diterangkan bahwa masa muda atau remaja adalah masa peralihan yang menyangkut perkembangan biologis, mental, dan sosial-emosional. Dinamakan masa peralihan karena remaja dipandang dari sudut fisik, cara berfikir dan tindakannya, mereka bukanlah anak-anak, tetapi mereka juga belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa yang sudah mempunyai kematangan dalam berfikir. Jadi usia muda adalah masa pertumbuhan seseorang menuju manusia dewasa. Nah, dalam status perkembangan taraf berfikir anak muda atau remaja inilah sering kali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan, namun juga tidak sedikit mereka yang mampu mengukir prestasi dan kesuksesan.

 

Dalam sudut pandang agama islam dijelaskan bahwa masa remaja adalah masa dimana seseorang mulai memasuki masa akil baligh. Keadaan fisik, kognitif (pemikiran) dan psikososial (emosi dan kepribadian) remaja berbeda dengan keadaan pada tahap perkembangan anak-anak. Karena sudah baligh (dewasa), maka remaja sudah berkewajiban untuk melaksanakan risalah agama yaitu melaksanakan perintah dan menghindari larangan Allah SWT.

 

Masa remaja merupakan masa pertama kali bagi seseorang untuk mulai belajar membuktikan dirinya menjadi hamba yang benar-benar mampu mengemban amanah untuk melakukan syariat agama. Mungkin dirasa sangat sulit, karena masa remaja selalu diiming-iming dengan berbagai hal yang berbau hiburan dan kebebasan. Sehingga kewajiban dirinya menjadi abdi Tuhan yang taat menuai hambatan dan bahkan kadang kala tergadaikan. Disinilah letak tantangan para remaja dalam menentukan jadi dirinya menjadi manusia yang taat menjalankan perintah agama. Mereka dihadapkan pada dua pilihan, antara mengikuti alur zaman dengan mengikuti trend gaya pergaulan atau sebaliknya menjadi pemuda yang betul-betul memastikan diri untuk konsentrasi dalam belajar untuk mengejar prestasi dan menghambakan dirinya pada Allah SWT. Ketika kita lihat kenyataan yang berkembang saat ini mayoritas anak muda berada pada pilihan yang pertama yaitu mengikuti trend atau gaya pergaulan zaman sekarang, sebab kalau mereka lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran atau lebih suka menghindari dunia hiburan anak muda, maka mereka dicap “kuper” oleh teman-temannya, sehingga banyak remaja yang gengsi gede-gedean terhadap pergaulan. Rata-rata hanya takut dikatakan kuper alias kurang pergaulan atau nggak gaul. Anak muda yang dicap kuper atau nggak gaul sering kali menjadi bahan cemoohan dan gunjingan disekitar lingkungan pergaulannya. Sehingga seakan dipaksakan demi menjaga image, mereka mengikuti trend zaman sekarang yang terkontaminasi budaya menyesatkan.

 

Rounded Rectangle: Mari manfaatkan usia remaja secara proporsional agar anda sekalian berada pada koridor yang benarSobat muda yang dirahmati Allah, haruskah karena gengsi atau takut dicap kuper, terus kita ikut-ikutan dengan gaya kebebasan? Tidak sadarkah kita bahwa masa remaja adalah masa menanam bibit-bibit harapan, masa yang sangat produktif dan menjanjikan untuk dapat menggapai impian menjadi anak muda yang sukses berkarya, sukses berprestasi, sukses mengawal teknologi dan sukses mengabdikan diri menjadi anak muda yang taat pada ajaran agama. Lupakah kita bahwa tidak sedikit diantara para remaja yang putus sekolah karena salah pergaulan, bunuh diri karena obat-obatan terlarang, hamil diluar nikah karena kebebasan pergaulan? Haruskah kita menyusul menjadi bagian dari mereka yang tumbang sebelum berkembang, yang hancur sebelum mujur, yang binasa sebelum berjasa?

 

Sobat, melalui goresan penaku ini, saya mengajak kepada anda sekalian untuk tidak terjebak dalam permainan zaman. Mari manfaatkan usia remaja secara proporsional agar anda sekalian berada pada koridor yang benar dan pada akhirnya anda akan sampai pada tujuan sebenarnya yaitu mengukir prestasi dan memantabkan iman kepada Allah SWT. Kiranya cukup sudah sobat-sobat kita lainnya yang sudah kadung terperangkap kelembah kemaksiatan dan kebobrokan moral. Maka saatnya kita mengikrarkan diri menjadi a young pioneer  yang diidamkan-idamkan oleh orang tua, masyarakat sekitar, lebih-lebih dibanggakan oleh agama dan negara. Tentu akan ada pemandangan yang menakjubkan seandainya dizaman yang penuh dengan kegemerlapan kemaksiatan ini, muncul generasi-genarsi muda yang menjunjung tinggi martabat bangsa dan gigih mensenandungkan syiar agama.

 

Lho, usiaku kan masih muda, masih banyak waktu untuk berbenah diri, jadi sekarang happy-happy dulu, apalagi syiar agama sudah menjadi tugasnya tokoh-tokoh agama, ada pak kyai, ada pak ustad dan ada juga cendekiawan muslim. bener nggak ?

 

Hemm, masih saja nawar, kalau sekarang bisa, mengapa harus menunggu tua. Batas usia kita nggak ada yang tahu kecuali Allah SWT. Iya kalau kita ditakdirkan mempunyai usia yang panjang. Nah, andaikan usia kita hanya puluhan tahun, atau sebelum kita memasuki bahtera rumah tangga jatah usia kita sudah diambil oleh yang kuasa, sedangkan kita sama sekali belum memanfaatkan usia muda kita dengan baik, apa kita nggak rugi. Rugi urusan dunia sih masih mending, lha kalau rugi urusan akhirat, bisa-bisa celaka kan! Maka dari itu harus ada niat yang tulus lahir dari pribadi seorang anak muda untuk memanfaatkan usia mudanya dalam berkarya, beribadah dan beramal sholih.

 

Arvan Pradiansyah dalam bukunya ”Cherish Every Moment” mengatakan; hargailah setiap waktu, setiap saat, bahkan setiap detik yang kita alami dalam hidup, karena sejatinya hidup yang hakiki adalah ialah hari ini. Tapi sayang kita sering tidak dapat menikmati hari ini karena pikiran kita kerap diisi oleh kecemasan hari esok. Pada hal belum tentu besok kita masih hidup. Bisa saja yang terjadi adalah tomorrow never comes”.

 

Masa muda harus benar-benar dimanfaatkan dengan baik. Anggap saja bahwa masa muda itu sangat sempit dan terbatas. Kalau waktu yang sempit ini kita buang percuma tanpa diisi dengan kegiatan yang mendatangkan kemaslahatan, baik urusan dunia maupun urusan akhirat, tentu sebuah kerugian yang sangat besar. Ibarat seorang pedagang yang menjual dagangannya, seharusnya memaksimalkan waktu sepagi mungkin untuk membuka tokohnya agar banyak kesempatan para pembeli untuk membeli dagangannya. Semakin pagi ia mulai membuka tokohnya berarti semakin banyak kesempatan dagangannya akan habis terjual dan mendapat untung yang banyak. Tetapi sebaliknya kalau pedagang tadi malas dan menganggap bahwa sehari itu ada 12 jam, sehingga ia menunda-nunda membuka tokohnya karena ia menganggap masih banyak waktu. Ketika jarum jam sudah menunjukkan angka 8, ehh.. baru tata-tata berangkat ketokoh. Dasar nasib tidak mujur, tiba-tiba ditengah jalan ban sepedanya bocor, sehingga mau tidak mau, ia harus mampir dulu kebengkel. Akibatnya waktu berdagangnya banyak tersita dan keuntungannya tidak sesuai target yang diharapkan. Begitu kiranya dengan masa muda, harus ada semangat yang membara memaksimalkan waktu agar mampu menorehkan prestasi dan bekal hidup yang gemilang. Jangan mengira bahwa masa muda itu masih panjang, terus dibuat hura-hura menikmati kesenangan dulu. Begitu sudah puas baru memikirkan masa depan. Itu konyol namanya. Iya kalau umur kita panjang? Lha kalau tidak, pasti anda akan nyesel selamanya.

 

Dalam buku Born to Win, Promod Brata mengatakan, jika manusia diberi oleh Tuhan hidup sampai usia 70 tahun, kira-kira pembagian waktunya akan seperti ini: 25 tahun untuk tidur, 8 tahun untuk studi dan pendidikan, 7 tahun untuk liburan dan rekreasi, 6 tahun untuk istirahat dan sakit, 5 tahun untuk komunikasi, 4 tahun untuk makan dan 3 tahun untuk transisi kegiatan. Jadi sisa waktu yang tersisa untuk efektif hanyalah 12 tahun untuk bekerja.

Sobat muda yang dirahmati Allah SWT. Pembagian waktu seperti yang dikemukakan Promod Brata diatas itu apabila kita diberih jatah hidup 70 tahun, itu pun waktu yang efektif hanya 12 tahun. Relatif sangat singkat dan sedikit sekali untuk dapat memaksimalkan kerja dan mewujudkan prestasi hidup didunia sebagai bekal diakhirat nanti. Nah, umpama jatah hidup kita hanya 25 tahun sejajar dengan durasi waktu yang dimiliki masa muda. Kira-kira pembagiannya seperti ini; 10 tahun untuk tidur, 4 tahun untuk studi dan pendidikan, 1,5 tahun untuk liburan dan rekreasi, 2 tahun untuk istirahat dan sakit, 1 tahun untuk berkomunikasi, 2 tahun untuk transisi kegiatan. Jadi waktu efektif yang tersisa untuk dapat bekerja dan beramal sholih kurang lebih 5 tahun. Meskipun hal ini bukan didasarkan pada sebuah penelitian yang faktual, melainkan hanya perkiraan penulis saja, akan tetapi ini bisa dijadikan pijakan perenungan bagi anak muda agar dapat memaksimalkan masa mudanya demi tercapainya cita-cita.

Kiprah a young pioneer

A young pioneer merupakan pelopornya anak muda yang mempunyai visi dan misi yang jelas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi anak muda yang sukses dan mengukir prestasi emas yang sangat membanggakan orang tua, masyarakat sekitar tempat tinggalnya lebih-lebih pada bangsa dan negaranya. Young pioneer bukan saja menikmati kesuksesan diri secara pribadi melainkan kesuksesan yang mereka torehkan secara tidak langsung juga bisa dinikmati orang lain. Menjadi anak muda yang sukses dan kesuksesannya hanya dinikmati dirinya sendiri, itu banyak yang bisa. Tetapi anak muda yang kesuksesannya bisa dinikmati oleh orang lain sangat jarang ditemukan, dan tentunya sosok anak muda seperti inilah yang  didamba-dambakan semua orang dinegeri ini. Dalam pandangan manusia ia berwibawa dan dalam pandangan Allah SWT, ia mempunyai derajat yang mulia. Dalam sebuah hadist, pelopornya umat sedunia ini menuturkan dalam sabdanya: “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya”. Jadi terjemahan dan implikasi dari hadits diatas yaitu a young pioneer tersebut (pemuda pelopor). Kenapa kog lebih ditekankan pada anak muda, bukankah semua orang juga berhak mempunyai input maupun outputnya bermanfaat bagi orang lain?. Memang benar, seharusnya semua orang bisa saling bermanfaat bagi orang lain seperti yang dimaksud Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya diatas. Namun kiprah anak muda lebih diutamakan karena mereka mempunyai sisi waktu yang sangat lebar dan panjang untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Sedangkan orang yang sudah tua kecenderungannya adalah bagaimana bisa menjadi kepala rumah tangga yang mampu membahagiakan keluarga, istri dan anak-anaknya yang menjadi beban tanggungannya, dan hanya sedikit waktu yang bisa disisihkan untuk kemaslahatan ummat.

A young pioneer sebagai pelopornya anak muda menuju perubahan dan kesuksesan, mempunyai peran untuk berkiprah dalam hal menuntut ilmu setinggi-tingginya, berprestasi dan berkarya sebanyak-banyaknya, menggelorakan semangat dan memupuk rasa percaya diri terhadap diri dan anak muda lainnya untuk berprestasi, menjunjung tinggi nilai dan etika pergaulan, mengikrarkan diri untuk tidak mengkonsumsi Narkoba sekaligus ikut memberantasnya dari peredarannya, dan yang lebih penting menjadi teladan bagi anak muda lainnya, menjadi pelopornya anak muda yang memanfaatkan waktu mudanya untuk mengukir prestasi. Kalau sekarang lagi ngetrend-ngetrendnya anak muda yang ueforia terhadap manisnya teknologi komunikasi dan hiburan, maka a young pioneer akan berdiri didepan menjadi teladan yang baik dalam menikmati dan memanfaatkan teknologi agar hasil dari teknologi itu dapat bermanfaat bagi seluruh penduduk negeri, syukur-syukur bisa sampai dinikmati oleh orang-orang diberbagai belahan penjuru dunia.

Thomas Alpha edison, siapa yang tidak kenal beliau. Sosok anak muda yang gigih berusaha. Semenjak usia remaja Thomas telah melakukan ribuan kali uji coba hingga menghasilkan bola lampu yang tentu karya emasnya tidak hanya menerangi rumah singgahnya, melainkan seluruh penjuru dunia ikut menikmati hasil dari prestasinya. Tentu nggak kebayang, andai kata Thomas Alpha Edison ini adalah orang muslim, sedangkan buah karyanya dapat dirasakan oleh penduduk dunia. Kira-kira berapa juta kuadrat nilai pahala dari shodaqoh jariyah atas karya emasnya tersebut.

Anda kenal siapa itu Avicena, dialah seorang tokoh muslim yang karya ilmunya termashur hingga sekarang. Nama aslinya adalah Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina, lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Ketika berusia remaja, dia telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya. Dan satu lagi karya yang sangat membanggakan adalah dia menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran sehingga karyanya banyak dijadikan rujukan dalam pengembangan ilmu kedokteran. Coba bayangkan, berapa besar sumbangsih beliau demi penyembuhan penyakit masyarakat dunia. Nah, barangkali ruh semangatnya Thomas  maupun ibnu Sina ini bisa kita jadikan pijakan dan sumber inspirasi untuk dapat mengikuti alur jejaknya yaitu berprestasi dan berkarya untuk kemaslahatan ummat.

Sebagai seorang pioneer agar mampu mewujudkan kiprahnya menjadi anak muda yang berprestasi setidaknya harus memiliki 3 hal yaitu :

1.      Spirit and Energy

Yaitu semangat dan rasa percaya diri (self-confident) yang berkobar-kobar. Rasa percaya diri dan semangat yang tinggi akan membangun sugesti kita menjadi seorang anak muda yang gigih dan berkemauan keras untuk mewujudkan harapan-harapan yang diimpikannya. Sebaliknya bila dalam diri anak muda tidak mempunyai rasa percaya diri dapat mengakibatkan sugestinya lemah, sehingga ia sering menuai kegagalan terhadap setiap yang dikerjakan. Karena sugesti merupakan bagian dari energi yang berada pada psikis kita yang bermuara pada alam bawah sadar. Energy fisik memang harus dimiliki sebagai daya kontrol kekuatan badan kita, namun energi psikis yang berkaitan dengan sugesti juga sangat diperlukan karena mempengaruhi mental dan rasa percaya diri. Karena itu anak muda harus mempunyai energy, baik berupa energi fisik maupun psikis, sebab keduanya itu nantinya dapat menimbulkan otosugesti (sugesti yang keluar dari diri sendiri). Meskipun sugesti itu bisa datang dari orang lain, namun akan menjadi lebih baik jika sugesti itu datang dari diri sendiri. Otosugesti sangat besar pengaruhnya terhadap sukses atau gagalnya usaha kita. Misalnya adanya rasa kecemasan dan ketidak percayaan diri akan menimbulkan sugestif yang melemahkan diri sehingga aktifitas kita hilang kontrol dan daya konsentrasi kita rendah yang memicu terjadinya kegagalan tersebut. Sebaliknya, rasa optimisme dan kepercayaan diri mendatangkan sugesti yang positif bagi keberhasilan suatu pekerjaan.

2.      Share holder

Yaitu kemampuan seorang anak muda yang bisa membuat orang lain memperoleh energi sehingga mampu memimpin dirinya sendiri. Inilah konsep pemberdayaan sejati, yaitu kemampuan untuk memberikan semangat, mengajak dan berbagi. Seorang pioneer harus mampu mentransfer semangat kepada keluarga, teman, sahabat dan orang lain yang ada disekelilingnya. Mempunyai kemampuan untuk menstimulus, mempengaruhi dan memiliki kecakapan mengajak orang lain untuk mengikuti kegiatan yang bermanfaat. Seorang pioneer yang mampu memberikan stimulus kepada orang lain berarti telah mensedekahkan energi, pikiran dan tenaganya untuk membangkitkan orang lain menjadi manusia yang aktif dan optimis menatap masa depan. Nah, untuk menjadi orang yang berpengaruh dan pengaruhnya mampu menstimulus orang lain, memang sangat sulit. Dibutuhkan kepribadian dan penampilan yang meyakinkan. Orang yang kepribadiannya nggak jelas, penampilannya acak-acakan, suka plin-plan, jangankan mempengaruhi dan menstimulus orang lain, menstimulus dirinya sendiri pun tidak akan bisa. Oleh karena itu, menjadi seorang pioneer yang berpengaruh dan mampu mentransfer stimulus pada orang lain, sebelumnya harus dapat memposisikan diri dan mampu mengatur dirinya sendiri secara baik dan proporsional. Ibarat seorang pemimpin, maka pioneer adalah pemimpin yang bijaksana yang mampu mengatur dirinya sendiri dan mampu mengatur masyarakatnya. Plato, seorang filosof Yunani, pernah ditanya, “ Orang seperti apa yang paling tetapt untuk memimpin kota?” Jawab Plato: “ Orang yang mampu dengan baik mengatur dirinya sendiri.” Dari sini bisa diambil kesimpulan bahwa untuk dapat menjadi orang yang berpengaruh, menjadi pioneer yang handal, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memenejemen diri sendiri. Logikanya, bagaimana kita dapat mengajak orang berbuat baik sedangkan diri kita sendiri belum baik. Bagaimana kita mengarahkan orang lain kearah yang lebih baik sedangkan kita sendiri belum bisa mengarahkan diri sendiri menjadi lebih baik. Karena itu, aturlah diri anda sendiri, jika sudah benar, barulah mengatur orang lain.

3.      Self - Quality

Yaitu Keunggulan yang harus dimiliki oleh setiap pioneer. Seorang pioneer harus memiliki keunggulan yang menjadi ciri khas kepeloporannya. Tidak harus unggul dalam segala bidang. Ya, memang akan bagus kalau pioneer itu unggul dalam segala-galanya. Namun kita ini manusia yang didesain dan ciptakan tidak sempurna yang tujuannya supaya saling melengkapi dan saling tolong-menolong. Dialam dunia ini manusia yang sempurna hanyalah Rasulullah SAW yang ma’sum dan terbebas dari dosa. Dialah sosok pioneer yang unggul disegala bidang. 

 

Selain Rasulullah, didunia ini tidak ada yang sempurna segala-galanya sehingga keunggulan yang dimiliki seorang pioneer pun beragam. Ada yang unggul dalam bidang keilmuan, maka ia mengamalkan dan mentransfer keunggulan yang dimiliki melalui pendidikan disekolah dengan menjadi ilmuwan, cendekiawan, dosen, guru, menjadi kyai dan menyampaikan risalah agamanya agar masyarakat mempunyai pegangan hidup yang benar, atau menjadi seorang penulis dan menerbitkan bukunya untuk mencerdaskan para pembacanya. Ada yang unggul dalam bidang teknologi, maka ia mengamalkannya dengan menciptakan alat-alat canggih yang dapat memudahkan dan memperingan pekerjaan manusia. Yang unggul dalam bidang kedokteran, maka ia mengamalkan ilmunya dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar menjadi sehat dan terbebas dari penyakit. Yang unggul dalam bidang olah raga, silahkan berprestasi dan harumkan nama bangsa dikanca dunia dan seterusnya.

Menjadi a young pioneer merupakan perbuatan yang amat luhur. Karena keberadaannya bukan hanya mengharumkan nama negara dan bangsa, tetapi juga orang tua dan masyarakat disekitarnya. Keberadaannya bukan hanya memberi manfaat tetapi juga memberi stimulus dan teladan yang berharga bagi orang lain. Bagi dirinya sendiri, pioneer adalah tindakan, bukan jabatan (pioneer is action, not position). Oleh karena itu, siapapun anda, dan dari manapun anda berasal bukanlah suatu masalah, yang terpenting adalah anda bisa action menjadi anak muda yang mampu menjadi pelopor kearah perubahan yang lebih baik dan setidak-tidaknya mampu mempelopori diri sendiri agar menjadi baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar